BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Bermain
merupakan hal yang tidak terpisahkan dari dunia anak-anak. Dimanapun dan
kapanpun kita bertemu dengan anak-anak, disitu pula kita akan mendapati mereka
bermain dengan media apapun. Jika orang dewasa menggunakan energi mereka untuk bekerja,
maka anak-anak menggunakan kelebihan energi mereka untuk bermain.
Melalui bermain, anak-anak dapat
mengekspresikan apapun yang mereka inginkan (Purwanto, 2007). Selain itu
bermain merupakan media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu
pada anak (Mariani, 2008).
Dari
keterangan diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa jenis permainan sedikit
atau banyak bisa mempengaruhi perkembangan anak, baik secara fisik, emosi,
kognitif, motorik, serta perkembangan sosial. Misalnya ketika anak bermain
sepakbola, maka anak berlatih untuk bekerjasama dalam sebuah tim. Hal ini bisa
mengurangi sifat individualisme pada anak, selain itu permainan sepakbola akan
membuat tubuh mereka juga lebih sehat. Begitupun dengan permainan-permainan
yang lain, akan ada dampak yang diberikan terhadap perkembangan anak.
Pada
jaman dahulu, banyak sekali permainan tradisional yang sebenarnya sangat bagus
untuk perkembangan anak, baik secara fisik maupun psikis. Contoh permainan
tradisional itu antara lain, gobag sodor (go back door), jamuran,
betengan,benthik, dhelikan. Jamuran bisa melatih anak untuk menjaga kerukunan
serta membuat anak selalu gembira. Betengan bisa melatih rasa nasionalisme pada
anak, karena permainan ini menggambarkan tentang cara mempertahankan
“beteng/benteng”. Begitu juga permainan-permainan yang lain, banyak sekali
nilai-nilai positif yang bisa dipelajari dari sana.
Sayangnya
di era modern ini, permainan-permainan diatas sudah banyak ditinggalkan.
Anak-anak lebih suka dengan permainan yang dianggap modern. Padahal, permainan
itu belum tentu membawa dampak yang baik bagi mereka. Justru sebaliknya, banyak
dari permainan modern yang membawa dampak buruk, antara lain bagi kesehatan dan
perkembangan sosial anak. Ketika anak lebih suka duduk berdiam diri di warnet,
atau di depan komputer rumah, mereka akan jarang berinteraksi dengan teman
sebaya maupun lingkungan. Akibatnya perkembangan sosial mereka juga terganggu.
Selain itu, terlalu lama duduk di depan komputer juga kurang bagus untuk
kesehatan.
Kerusuhan
dan tawuran yang akhir-akhir ini sering terjadi bukan tidak mungkin disebabkan
oleh jenis permainan anak yang cenderung mempengaruhi mereka untuk meniru apa
yang ada dalam game. Mungkin kita masih ingat dengan anak SD yang harus masuk
penjara karena tanpa sengaja telah menyebabkan kematian temannya. Setelah
ditanya termnyata dia meniru adegan dalam play station yang sering dimainkannya
yakni Smack Down.
Untuk
itulah sudah selayaknya kita melestarikan permainan tradisional, salah satunya
adalah permainan “Jamuran” yang senantiasa mengajarkan kerukunan.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang diatas, kita bisa mencari tahu tentang:
1. Apakah
permainan “jamuran” itu?
2. Apakah nilai filosofis permainan “jamuran” itu?
3. Apakah perbandingan “jamuran” dengan permainan modern?
4. Bagaimanakah
eksistensi permainan “jamuran” di zaman modern?
C. TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui jenis permainan “jamuran”,
2. Untuk mengetahui nilai filosofis permainan “jamuran”,
3. Mengetahui
dampak dari permainan Jamuran dan
permainan tradisional terhadap anak-anak,
4. Untuk
mengetahui eksistensi permainan “jamuran” di zaman modern.
D. METODE
PENELITIAN
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik
Wawancara,
2. Menggunakan
sumber/ referensi lain yang mendukung
E. SISTEMATIKA
PENULISAN
Halaman Sampul
Bab I Pendahuluan
1. Latar
Belakang Masalah
2. Rumusan
Masalah
3. Tujuan
penelitian
4. Metode
Penelitian
5. Sistematika
Penulisan
Bab II Pembahasan
1. Permainan
Jamuran
2. Nilai Filosofis dalam Permainan Jamuran
3. Permainan
Jamuran dan Permainan Modern
4. Eksistensi
Permainan Jamuran Di Tengah Modernisasi
Bab III Penutup
1. Simpulan
2. Saran
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERMAINAN
JAMURAN
Pada
zaman dahulu, karena belum ada penerangan dari listrik PLN sehingga ketika
malam hari suasananya sangat gelap. Tetapi ketika bulan purnama tiba, suasana
du liar begitu terang, bahkan lebih terang daripada di rumah yang hanya
menggunakan penerangan berupa “senthir”. Sehingga baik anak-anak maupun orang
dewasa pasti keluar ketika bulan purnama dan berkumpul di salah satu halaman
warga yang cukup luas. Orang tua biasanya menemani anak-anak mereka untuk
bermain pada malam bulan purnama. Dan salah satu permainan yang sering
dimainkan adalah “Jamuran”.
Permainan jamuran adalah salah satu
permainan tradisional yang sering dimainkan anak-anak pada zaman dulu. Jamuran
ini adalah permainan tradisional di Yoyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya.
Sebelum permainan ini dimulai biasanya di awali dengan hompimpah untuk
menentukan siapa menang siapa kalah. kalah atau menang, anak-anak tetap riang.
anak-anak yang menang, bergandengan membentuk lingkaran sembari melantunkan syair jamuran
sementara satu anak yang berdiri di tengah lingkaran yang menandakan bahwa anak
itu yang kalah.
Berikut
ini adalah syair “tembang jamuran”
Jamuran… jamuran…ya ge ge thok
jamur apa ya ge ge thok
jamur gajih, mbejjih sak ara-ara
jamur apa ya ge ge thok
jamur gajih, mbejjih sak ara-ara
sira badhe jamur apa?
yang
di tengah harus bisa menyebutkan jamur apa, nanti yang lain harus mempergakan jamur yang
disebut oleh si “jadi ” ini, semisal, “jamur tales dempel”, maka anak yg
tidak “jadi “memperagakan tales dempel, caranya satu orang duduk memegang erat
tiang, yang lain memegang perut yang didepannya dengan erat sehingga tidak
mudah lepas, sambil duduk juga, nah tugas si “jadi” ini adalah membetot si
talas, dengan cara menarik perutnya supaya terlepas dari rangkaian tales dempel
itu terus sampai orang yang terakhir jika semua berhasil dilepaskan maka
permainan di mulai dari awal, dengan cara hompimpah,. untuk menemukan siapa
yang akan jadi si ‘jadi’ , kalau sudah dipilih siapa yang akan jadi maka si
“jadi” akan berdiri di tengah bundaran dan prosesnya berulang seperti tadi.
Adapun macam jamur yang bisa disebut dan bagaimana peragaannya, antara lain,
Jamur
Parut.
Pegaannya
semua kecuali si jadi berjajar menghadap dan berpegangan pada dinding rumah
atau pagar dengan satu kaki diangkat seperti ketika akan “engklek”, tanpa alas kaki nah tugas si jadi
adalah menggaruk satu2 kaki teman2nya tadi. Siapa yang paling gak tahan alias
kegelian dia yang akan si “jadi” berikutnya.
Jamur
Dandang Borot
alias dandang bocor
Peragaannnya
adalah semua yang ikut permainan diwajibkan untuk pipis, tugas si jadi
memastikan bahwa semua peserta sudah pipis, yang tidak pipis akan kebagian
untuk menjadi si ‘jadi” yang berikutnya, (hehe, lucu dan aneh ya)
Jamur Putri Malu,
Peragaannya
di gelitiki pinggangnya, yang paling gak tahan akan jadi si “jadi” yang beikutnya. Masih banyak jamur-jamur lain yang bisa
disebut jika kita kreatif.
B. NILAI FILOSOFIS DALAM PERMAINAN
JAMURAN
Permainan
jamuran ternyata memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi. Anak-anak saling
bergandengan tanpa memandang status sosial, jenis kelamin, atau apapun yang
bisa memisahkan mereka. Mereka bergandengan membentuk sebuah lingkaran, ini
menggambarkan bahwa persatuan mereka tidak akan pernah terputus. Permainan ini
mengajarkan kepada anak-anak untuk tetap menjaga kerukunan dalam kondisi apapun.
Menyangkut
pembelajaran tingkat wawasan dari yang “dadi”, apabila tak banyak pengetahuan
utamanya mengenai jamur maka akan sangat lama dia menyebutkan jamur yang
bakalan diperankan oleh sebagian temen yang sekaligus menjadi target operasi
selanjutnya.
Dari
sini pula dapat diambil pelajaran mengenai pergaulan sosial, tidak boleh egois,
harus cekatan, banyak akal, dan tidak boleh cengeng.
Jamuran berasal dari kata dasar “jamur”. Dimana jamur
hanyalah tanaman yang tumbuh dan berkembang dari udara yang lembab, kadangkala
keberadaan jamur cuma diasumsikan sebagai sosok pengganggu. Namun pada jenis
jamur-jamur tertentu sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri, bisa
sebagai bahan sayuran atau bahkan ada satu jenis jamur difungsikan sebagai
bahan pokok obat-obatan.
Serupa
dengan kita manusia yang teronggok laksana jamur didunia ini. Mau memposisikan
diri dimana dan akan tumbuh berkembang sebagai jamur apa adalah satu pilihan
bagi kita.
Kita
bisa saja memosisikan diri sebagai jamur yang hanya berfungsi sebagai gulma.
Artinya, jenis jamur ini hanyalah selalu mengganggu keberadaan kehidupan yang
lainnya. Atau kita akan memilih sebagai jamur merang yang bisa dijadikan bahan
pokok sayuran.
Jamur
kebanyakan muncul dari tempat yang basah atau lembab juga kotor. Seirama dengan
kita diciptakan berujud manusia. Banyak yang percaya bahwa manusia ini berasal
dari Nabi Adam dan Siti Hawa. Mereka berdua diturunkan ke bumi ini adalah
sebagai buah dari perbuatan mengingkari kesepakatan dengan Tuhan
karena telah memetik buah terlarang, buah Quldi.
Inilah hidup kita sebagai manusia laksana jamur itu berada,
tak lama begitu tumbuh berkembang lalu mati, bisa saja matinya kita bermanfaat
bagi orang lain, namun tak menutup kemungkinan kita hanya hidup sebagai jamur
yang tumbuh berkembang dan lalu mati tanpa meninggalkan jejak apalagi manfaat
bagi dunia kehidupan yang kita lalui.
Akan
lebih celaka apabila kita hanya seperti jamur pakaian. Jamur yang tumbuh
tersembunyi (didalam lemari misalnya) dan tanpa mau berbaur pada dunia luar.
Masih
banyak jenis jamur didunia ini, menyangkut tingkat fungsiguna dan jenisnya kita
dapat pelajari. Lalu pertanyaannya pada jawaban pilihan ganda yang
tersedia adalah terserah pada kita juga. Jawaban jamur A, Jamur B, Jamur C,
Jamur D,dan Jamur E ada pada tingkat pemahaman perjalanan hidup kita (http://ikanmasteri.com/archives/823).
C. PERMAINAN JAMURAN DAN PERMAINAN MODERN
Permainan modern sudah “menjamur” di masyarakat,
terutama anak-anak. Dari balita sampai ABG pasti kenal dengan yang namanya
“Game Online”, “Point Blank” dan istilah-istilah sejenis. Akan tetapi perlu
diketahui, dibalik “ke-modern-an” yang selalu dibicarakan, permainan-permainan
modern ternyata membawa dampak kurang baik bagi para pelaku atau penikmatnya.
Dampak itu antara lain,
1. Menimbulkan adiksi (Kecanduan) yang
kuat
2. Mendorong melakukan hal-hal negatif
3. Berbicara kasar dan kotor
4. Terbengkalainya kegiatan di dunia
nyata
5. Perubahan pola makan dan istirahat
6. Pemborosan
7. Mengganggu kesehatan
Jika
dibandingkan dengan permainan tradisional tentunya akan sangat berbeda. Meskipun
terkesan “ndesO” atau “kuno” tetapi permainan tradisional memiliki nilai-nilai
yang sangat baik untuk perkembangan anak, mulai dari nilai pendidikan, moral,
agama, sosial budaya semuanya ada, tidak terkecuali permainan jamuran.
Berikut ini adalah kelebihan permainan jamuran
dibandingkan dengan permainan modern,
1. Sederhana,
2. Riang,
3. Murah
4. Mendidik.
Keunggulan
yang diusung karena permainan ini memberikan kemungkinan kepada anak-anak untuk
membeberkan kekayaan fantasi dan rasa humor dengan menyebutkan beraneka macam
jamur yang kadang-kadang menakjubkan.
Manfaat
permainan jamuran bagi anak adalah mendorong anak untuk bisa mengembangkan kecerdasan majemuk,
yakni ketrampilan gerak, kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan irama,
kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri serta kemampuan memahami dan
memanfaatkan lingkungan. Dampak yang dihasilkan dari permainan ini adalah
anak-anak akan senantiasa menjaga kerukunan dan persatuan, sehingga ktika
mereka dewasa nanti sifat dan karakter ini akan tetap terjaga. Coba kita bandingkan dengan permainan zaman sekarang
yang senantiasa mengajarkan kepada untuk saling berperang. Maka tidak heran
jika sering terjadi tawuran pelajar, hal ini mungkin saja dipengaruhi oleh
jenis permainan yang mereka mainkan.
Mungkin kita
pernah mendengar berita tentang anak SD yang membanting temannya hingga tewas
karena meniru degan dalam sebuah game Play Station? Atau anak SMP yang berani
mencuri hanya karena perlu uang untuk bermain game online? Itu hanya beberapa
contoh dampak dari permaian modern.
D. EKSISTENSI
PERMAINAN JAMURAN DI TENGAH MODERNIASI
Lewat
dolanan jamuran kita bisa melihat sebentuk kekayaaan budaya Indonesia
yang bukan hanya sebagai media hiburan, namun sebagai penghargaan atas tradisi yang merupakan ‘akar’ atau cikal bakal beradaban
dan tentu saja tidak dimiliki oleh bangsa lain. Karena terus terang, hanya
Indonesia yang memiliki dolanan tradisional yang beragam, salah satunya Jamuran. Tapi seperti yang kita ketahui, bahwa kebudayaan di Indonesia di masa
sekarang ini sudah tergerus oleh arus globalisasi. Sekarang hampir 90% anak
tidak kenal dengan permainan-permainan tradisional seperti jamuran. Hanya
beberapa saja yang kenal, itupun biasanya adalah mereka yang tinggal di
pelosok.
Jaman dulu permainan
jamuran dimainan pada malam hari ketika bulan purnama. Ketika bulan purnama
semua orang akan keluar rumah, karena kondisi di luar lebih terang daripada di
dalam rumah yang hanya menggunakan “senthir”, kemudian berkumul di “latar” atau
halaman rumah salah seorang warga yang cukup luas. Anak-anak bermain di halaman
dan orang tua mengawasi mereka. Sekarang, siang atau malam hampir sama. Di luar
dan di dalam rumah justru lebih terang di dalam rumah. Hal inilah salah satu
penyebab permainan jamuran dilupakan.
Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh pola pikir masyarakat yang menganggap
bahwa semua hal yang baru itu baik. Padahal sebagai bangsa yang menganut adat
“ketimuran” kita harus menyaring semua hal yang baru agar kita tetap eksis
sebagai bangsa yang berbudaya.
Di era modern seperti saat ini
semua sudah serba canggih, serba praktis. Teknologi adalah faktor pendukungnya.
Teknologi mempermudah aktivitas manusia dengan menyederhanakan sesuatu yang
rumit. Manusia dimanjakan oleh teknologi praktis. Tetapi perlu diketahui, bahwa semua yant “instan” pasti membawa dampak
yang kurang baik bagi manusia.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Permainan
“jamuran” merupakan salah satu permainan tradisional yang dimiliki masyarakat
indonesia, khususnya daerah Jawa. Permainan ini sangat baik untuk anak-anak,
disamping murah, riang, sederhana dan mendidik, permainan jamuran juga memiliki
nilai filisofis yang sangat tinggi.
Akan tetapi
karena perkembangan jaman, permainan ini sudah mulai dilupakan. Permainan
jamuran sekarang eksistensinya digantikan oleh permainan-permainan modern yang
sebenarnya membawa dampak kurang baik bagi anak-anak.
B.
SARAN
Sebagai generasi
yang sadar akan budaya kita harus tetap mempertahankan budaya Indonesia yang
“adi luhung”, tidak terkecuali permainan-permainan tradisional. Meskipun
“sepele” tetapi permainan ternyaa membawa dampak yang besar bagi perkembangan
anak.
Mariani,
Devi Ari. 2008. Bermain dan Kreativitas Anak pada Usia Dini, (Online), (http://deviarimariani.wordpress.com/2008/06/12/bermain-dan-kreativitas-anak-usia-dini/,
diakses tanggal 3 November 2011)
http://permata-nusantara.blogspot.com/2009/02/permainan-jamuran_7392.html diakses
tanggal 29 September 2012
Purwanto,
Setyo. 2007. Penerapan Terapi Bermain bagi Penyandang Autisme, (Online).
(http://klinis.wordpress.com/2007/08/30/penerapan-terapi-bermain-bagi-penyandang-autisme-3,
diakses tanggal 3 November 2011)
Reza Ferdinand. Tradisi
VS Kekinian. 2011.
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/06/28/tradisi-vs-kekinian/ diakses
tanggal 29 September 2012
Republika. Permainan Moderen Berpotensi Buruk Bagi Anak.2012
http://id.she.yahoo.com/permainan-moderen-berpotensi-buruk-bagi-anak-095154967.html. diakses
tanggal 29 September 2012
Vina
Eriyandi. Saat
Permainan Modern Menggusur Permainan Rakyat. 2009
http://vinaeriyandi.wordpress.com/2009/10/20/saat-permainan-modern-menggusur-permainan-rakyat/. diakses
tanggal 29 September 2012
http://www.jejakbocah.com/2012/05/dampak-game-online-bagi-kesehatan.html. diakses
tanggal 29 September 2012
-----------------.
Permainan Tradisional Memberikan
Manfaat Lebih Besar Bagi Perkembangan Anak Daripada Permainan Modern.2011
http://candlelight229.wordpress.com/2011/11/18/permainan-tradisional-memberikan-manfaat-lebih-besar-bagi-perkembangan-anak-daripada-permainan-modern/. diakses
tanggal 29 September 2012
Wawancara:
Drs. Bambang Ikhwanto