SUGENG RAWUH

Sabtu, 15 Desember 2012

PERMAINAN TRADISIONAL “JAMURAN” DI TENGAH MODERNISASI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Bermain merupakan hal yang tidak terpisahkan dari dunia anak-anak. Dimanapun dan kapanpun kita bertemu dengan anak-anak, disitu pula kita akan mendapati mereka bermain dengan media apapun. Jika orang dewasa menggunakan energi mereka untuk bekerja, maka anak-anak menggunakan kelebihan energi mereka untuk bermain.
Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan (Purwanto, 2007). Selain itu bermain merupakan media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak (Mariani, 2008).
Dari keterangan diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa jenis permainan sedikit atau banyak bisa mempengaruhi perkembangan anak, baik secara fisik, emosi, kognitif, motorik, serta perkembangan sosial. Misalnya ketika anak bermain sepakbola, maka anak berlatih untuk bekerjasama dalam sebuah tim. Hal ini bisa mengurangi sifat individualisme pada anak, selain itu permainan sepakbola akan membuat tubuh mereka juga lebih sehat. Begitupun dengan permainan-permainan yang lain, akan ada dampak yang diberikan terhadap perkembangan anak.
Pada jaman dahulu, banyak sekali permainan tradisional yang sebenarnya sangat bagus untuk perkembangan anak, baik secara fisik maupun psikis. Contoh permainan tradisional itu antara lain, gobag sodor (go back door), jamuran, betengan,benthik, dhelikan. Jamuran bisa melatih anak untuk menjaga kerukunan serta membuat anak selalu gembira. Betengan bisa melatih rasa nasionalisme pada anak, karena permainan ini menggambarkan tentang cara mempertahankan “beteng/benteng”. Begitu juga permainan-permainan yang lain, banyak sekali nilai-nilai positif yang bisa dipelajari dari sana.
Sayangnya di era modern ini, permainan-permainan diatas sudah banyak ditinggalkan. Anak-anak lebih suka dengan permainan yang dianggap modern. Padahal, permainan itu belum tentu membawa dampak yang baik bagi mereka. Justru sebaliknya, banyak dari permainan modern yang membawa dampak buruk, antara lain bagi kesehatan dan perkembangan sosial anak. Ketika anak lebih suka duduk berdiam diri di warnet, atau di depan komputer rumah, mereka akan jarang berinteraksi dengan teman sebaya maupun lingkungan. Akibatnya perkembangan sosial mereka juga terganggu. Selain itu, terlalu lama duduk di depan komputer juga kurang bagus untuk kesehatan.
Kerusuhan dan tawuran yang akhir-akhir ini sering terjadi bukan tidak mungkin disebabkan oleh jenis permainan anak yang cenderung mempengaruhi mereka untuk meniru apa yang ada dalam game. Mungkin kita masih ingat dengan anak SD yang harus masuk penjara karena tanpa sengaja telah menyebabkan kematian temannya. Setelah ditanya termnyata dia meniru adegan dalam play station yang sering dimainkannya yakni Smack Down.
Untuk itulah sudah selayaknya kita melestarikan permainan tradisional, salah satunya adalah permainan “Jamuran” yang senantiasa mengajarkan kerukunan.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, kita bisa mencari tahu tentang:
1.      Apakah permainan “jamuran” itu?
2.      Apakah nilai filosofis permainan “jamuran” itu?
3.      Apakah perbandingan “jamuran” dengan permainan modern?
4.      Bagaimanakah eksistensi permainan “jamuran” di zaman modern?

C.     TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui jenis permainan “jamuran”,
2.      Untuk mengetahui nilai filosofis permainan “jamuran”,
3.      Mengetahui dampak dari permainan Jamuran dan permainan tradisional terhadap anak-anak,
4.      Untuk mengetahui eksistensi permainan “jamuran” di zaman modern.

D.    METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Teknik Wawancara,
2.      Menggunakan sumber/ referensi lain yang mendukung

E.     SISTEMATIKA PENULISAN
Halaman Sampul
Bab I Pendahuluan
1.      Latar Belakang Masalah
2.      Rumusan Masalah
3.      Tujuan penelitian
4.      Metode Penelitian
5.      Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
1.      Permainan Jamuran
2.      Nilai Filosofis dalam Permainan Jamuran
3.      Permainan Jamuran dan Permainan Modern
4.      Eksistensi Permainan Jamuran Di Tengah Modernisasi
Bab III Penutup
1.      Simpulan
2.      Saran



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PERMAINAN JAMURAN
Pada zaman dahulu, karena belum ada penerangan dari listrik PLN sehingga ketika malam hari suasananya sangat gelap. Tetapi ketika bulan purnama tiba, suasana du liar begitu terang, bahkan lebih terang daripada di rumah yang hanya menggunakan penerangan berupa “senthir”. Sehingga baik anak-anak maupun orang dewasa pasti keluar ketika bulan purnama dan berkumpul di salah satu halaman warga yang cukup luas. Orang tua biasanya menemani anak-anak mereka untuk bermain pada malam bulan purnama. Dan salah satu permainan yang sering dimainkan adalah “Jamuran”.
Permainan jamuran adalah salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan anak-anak pada zaman dulu. Jamuran ini adalah permainan tradisional di Yoyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya. Sebelum permainan ini dimulai biasanya di awali dengan hompimpah untuk menentukan siapa menang siapa kalah. kalah atau menang, anak-anak tetap riang. anak-anak yang menang, bergandengan membentuk lingkaran sembari melantunkan syair jamuran sementara satu anak yang berdiri di tengah lingkaran yang menandakan bahwa anak itu yang kalah.
Berikut ini adalah syair “tembang jamuran”
Jamuran… jamuran…ya ge ge thok
jamur apa ya ge ge thok
jamur gajih, mbejjih sak ara-ara
sira badhe jamur apa?
yang di tengah harus bisa menyebutkan jamur apa,  nanti yang lain harus mempergakan jamur yang disebut oleh si “jadi ” ini, semisal, jamur tales dempel”, maka anak yg tidak “jadi “memperagakan tales dempel, caranya satu orang duduk memegang erat tiang, yang lain memegang perut yang didepannya dengan erat sehingga tidak mudah lepas, sambil duduk juga, nah tugas si “jadi” ini adalah membetot si talas, dengan cara menarik perutnya supaya terlepas dari rangkaian tales dempel itu terus sampai orang yang terakhir jika semua berhasil dilepaskan maka permainan di mulai dari awal, dengan cara hompimpah,. untuk menemukan siapa yang akan jadi si ‘jadi’ , kalau sudah dipilih siapa yang akan jadi maka si “jadi” akan berdiri di tengah bundaran dan prosesnya berulang seperti tadi. Adapun macam jamur yang bisa disebut dan bagaimana peragaannya, antara lain,
Jamur Parut.
Pegaannya semua kecuali si jadi berjajar menghadap dan berpegangan pada dinding rumah atau pagar dengan satu kaki diangkat seperti ketika akan engklek”, tanpa alas kaki nah tugas si jadi adalah menggaruk satu2 kaki teman2nya tadi. Siapa yang paling gak tahan alias kegelian dia yang akan si “jadi berikutnya.
Jamur Dandang Borot alias dandang bocor
Peragaannnya adalah semua yang ikut permainan diwajibkan untuk pipis, tugas si jadi memastikan bahwa semua peserta sudah pipis, yang tidak pipis akan kebagian untuk menjadi si ‘jadi” yang berikutnya, (hehe, lucu dan aneh ya)
 Jamur Putri Malu,
Peragaannya di gelitiki pinggangnya, yang paling gak tahan akan jadi si “jadiyang beikutnya. Masih banyak jamur-jamur lain yang bisa disebut jika kita kreatif.

B.     NILAI FILOSOFIS DALAM PERMAINAN JAMURAN
Permainan jamuran ternyata memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi. Anak-anak saling bergandengan tanpa memandang status sosial, jenis kelamin, atau apapun yang bisa memisahkan mereka. Mereka bergandengan membentuk sebuah lingkaran, ini menggambarkan bahwa persatuan mereka tidak akan pernah terputus. Permainan ini mengajarkan kepada anak-anak untuk tetap menjaga kerukunan dalam kondisi apapun.
Menyangkut pembelajaran tingkat wawasan dari yang “dadi”, apabila tak banyak pengetahuan utamanya mengenai jamur maka akan sangat lama dia menyebutkan jamur yang bakalan diperankan oleh sebagian temen yang sekaligus menjadi target operasi selanjutnya.
Dari sini pula dapat diambil pelajaran mengenai pergaulan sosial, tidak boleh egois, harus cekatan, banyak akal, dan tidak boleh cengeng.
Jamuran berasal dari kata dasar “jamur”. Dimana jamur hanyalah tanaman yang tumbuh dan berkembang dari udara yang lembab, kadangkala keberadaan jamur cuma diasumsikan sebagai sosok pengganggu. Namun pada jenis jamur-jamur tertentu sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri, bisa sebagai bahan sayuran atau bahkan ada satu jenis jamur difungsikan sebagai bahan pokok obat-obatan.
Serupa dengan kita manusia yang teronggok laksana jamur didunia ini. Mau memposisikan diri dimana dan akan tumbuh berkembang sebagai jamur apa adalah satu pilihan bagi kita.
Kita bisa saja memosisikan diri sebagai jamur yang hanya berfungsi sebagai gulma. Artinya, jenis jamur ini hanyalah selalu mengganggu keberadaan kehidupan yang lainnya. Atau kita akan memilih sebagai jamur merang yang bisa dijadikan bahan pokok sayuran.
Jamur kebanyakan muncul dari tempat yang basah atau lembab juga kotor. Seirama dengan kita diciptakan berujud manusia. Banyak yang percaya bahwa manusia ini berasal dari Nabi Adam dan Siti Hawa. Mereka berdua diturunkan ke bumi ini adalah sebagai buah dari perbuatan mengingkari kesepakatan dengan Tuhan karena telah memetik buah terlarang, buah Quldi.
Inilah hidup kita sebagai manusia laksana jamur itu berada, tak lama begitu tumbuh berkembang lalu mati, bisa saja matinya kita bermanfaat bagi orang lain, namun tak menutup kemungkinan kita hanya hidup sebagai jamur yang tumbuh berkembang dan lalu mati tanpa meninggalkan jejak apalagi manfaat bagi dunia kehidupan yang kita lalui.
Akan lebih celaka apabila kita hanya seperti jamur pakaian. Jamur yang tumbuh tersembunyi (didalam lemari misalnya) dan tanpa mau berbaur pada dunia luar.
Masih banyak jenis jamur didunia ini, menyangkut tingkat fungsiguna dan jenisnya kita dapat pelajari. Lalu  pertanyaannya pada jawaban pilihan ganda yang tersedia adalah terserah pada kita juga. Jawaban jamur A, Jamur B, Jamur C, Jamur D,dan Jamur E ada pada tingkat pemahaman perjalanan hidup kita (http://ikanmasteri.com/archives/823).

C.     PERMAINAN JAMURAN DAN PERMAINAN MODERN
Permainan modern sudah “menjamur” di masyarakat, terutama anak-anak. Dari balita sampai ABG pasti kenal dengan yang namanya “Game Online”, “Point Blank” dan istilah-istilah sejenis. Akan tetapi perlu diketahui, dibalik “ke-modern-an” yang selalu dibicarakan, permainan-permainan modern ternyata membawa dampak kurang baik bagi para pelaku atau penikmatnya. Dampak itu antara lain,
1.      Menimbulkan adiksi (Kecanduan) yang kuat
2.      Mendorong melakukan hal-hal negatif
3.      Berbicara kasar dan kotor
4.      Terbengkalainya kegiatan di dunia nyata
5.      Perubahan pola makan dan istirahat
6.      Pemborosan
7.      Mengganggu kesehatan
Jika dibandingkan dengan permainan tradisional tentunya akan sangat berbeda. Meskipun terkesan “ndesO” atau “kuno” tetapi permainan tradisional memiliki nilai-nilai yang sangat baik untuk perkembangan anak, mulai dari nilai pendidikan, moral, agama, sosial budaya semuanya ada, tidak terkecuali permainan jamuran.
Berikut ini adalah kelebihan permainan jamuran dibandingkan dengan permainan modern,
1.      Sederhana,
2.      Riang,
3.      Murah
4.      Mendidik.
Keunggulan yang diusung karena permainan ini memberikan kemungkinan kepada anak-anak untuk membeberkan kekayaan fantasi dan rasa humor dengan menyebutkan beraneka macam jamur yang kadang-kadang menakjubkan.
Manfaat permainan jamuran bagi anak adalah mendorong anak untuk bisa mengembangkan kecerdasan majemuk, yakni ketrampilan gerak, kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan irama, kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri serta kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan. Dampak yang dihasilkan dari permainan ini adalah anak-anak akan senantiasa menjaga kerukunan dan persatuan, sehingga ktika mereka dewasa nanti sifat dan karakter ini akan tetap terjaga. Coba kita bandingkan dengan permainan zaman sekarang yang senantiasa mengajarkan kepada untuk saling berperang. Maka tidak heran jika sering terjadi tawuran pelajar, hal ini mungkin saja dipengaruhi oleh jenis permainan yang mereka mainkan.
Mungkin kita pernah mendengar berita tentang anak SD yang membanting temannya hingga tewas karena meniru degan dalam sebuah game Play Station? Atau anak SMP yang berani mencuri hanya karena perlu uang untuk bermain game online? Itu hanya beberapa contoh dampak dari permaian modern.

D.    EKSISTENSI PERMAINAN JAMURAN DI TENGAH MODERNIASI
Lewat dolanan jamuran kita bisa melihat sebentuk kekayaaan budaya Indonesia yang bukan hanya sebagai media hiburan, namun sebagai penghargaan atas tradisi yang merupakan ‘akar’ atau cikal bakal beradaban dan tentu saja tidak dimiliki oleh bangsa lain. Karena terus terang, hanya Indonesia yang memiliki dolanan tradisional yang beragam, salah satunya Jamuran. Tapi seperti yang kita ketahui, bahwa kebudayaan di Indonesia di masa sekarang ini sudah tergerus oleh arus globalisasi. Sekarang hampir 90% anak tidak kenal dengan permainan-permainan tradisional seperti jamuran. Hanya beberapa saja yang kenal, itupun biasanya adalah mereka yang tinggal di pelosok.
Jaman dulu permainan jamuran dimainan pada malam hari ketika bulan purnama. Ketika bulan purnama semua orang akan keluar rumah, karena kondisi di luar lebih terang daripada di dalam rumah yang hanya menggunakan “senthir”, kemudian berkumul di “latar” atau halaman rumah salah seorang warga yang cukup luas. Anak-anak bermain di halaman dan orang tua mengawasi mereka. Sekarang, siang atau malam hampir sama. Di luar dan di dalam rumah justru lebih terang di dalam rumah. Hal inilah salah satu penyebab permainan jamuran dilupakan. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa semua hal yang baru itu baik. Padahal sebagai bangsa yang menganut adat “ketimuran” kita harus menyaring semua hal yang baru agar kita tetap eksis sebagai bangsa yang berbudaya.
Di era modern seperti saat ini semua sudah serba canggih, serba praktis. Teknologi adalah faktor pendukungnya. Teknologi mempermudah aktivitas manusia dengan menyederhanakan sesuatu yang rumit. Manusia dimanjakan oleh teknologi praktis. Tetapi perlu diketahui, bahwa semua yant “instan” pasti membawa dampak yang kurang baik bagi manusia.

BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Permainan “jamuran” merupakan salah satu permainan tradisional yang dimiliki masyarakat indonesia, khususnya daerah Jawa. Permainan ini sangat baik untuk anak-anak, disamping murah, riang, sederhana dan mendidik, permainan jamuran juga memiliki nilai filisofis yang sangat tinggi.
Akan tetapi karena perkembangan jaman, permainan ini sudah mulai dilupakan. Permainan jamuran sekarang eksistensinya digantikan oleh permainan-permainan modern yang sebenarnya membawa dampak kurang baik bagi anak-anak.

B.     SARAN
Sebagai generasi yang sadar akan budaya kita harus tetap mempertahankan budaya Indonesia yang “adi luhung”, tidak terkecuali permainan-permainan tradisional. Meskipun “sepele” tetapi permainan ternyaa membawa dampak yang besar bagi perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Mariani, Devi Ari. 2008. Bermain dan Kreativitas Anak pada Usia Dini, (Online), (http://deviarimariani.wordpress.com/2008/06/12/bermain-dan-kreativitas-anak-usia-dini/, diakses tanggal 3 November 2011)

Nuri Cahyono. Permainan Jamuran. 2009.

Purwanto, Setyo. 2007. Penerapan Terapi Bermain bagi Penyandang Autisme, (Online). (http://klinis.wordpress.com/2007/08/30/penerapan-terapi-bermain-bagi-penyandang-autisme-3, diakses tanggal 3 November 2011)

Reza Ferdinand. Tradisi VS Kekinian. 2011.

Republika. Permainan Moderen Berpotensi Buruk Bagi Anak.2012

Vina Eriyandi. Saat Permainan Modern Menggusur Permainan Rakyat. 2009


------------. Dolanan Anak. 2012.

---------------. Jamuran, ya ge ge thok jamur apa..?. 2010.

-----------------. Permainan Tradisional Memberikan Manfaat Lebih Besar Bagi Perkembangan Anak Daripada Permainan Modern.2011

            Wawancara:
Drs. Bambang Ikhwanto