Cinta
dunia yang dalam istilah agama disebut hubbud dunya ini memang merupakan salah
satu penyakit hati yang harus diwaspadai oleh semua orang yang beriman karena
penyakit ini bisa mengundang kemurkaan Allah dan bisa mengundang kehancuran. Penyakit
inilah yang sering dirisaukan oleh Rasulullah SAW terhadap umatnya di akhir
zaman.
Ada
satu pertanyaan memangnya islam melarang dan tidak membolehkan umatnya untuk
mencari dan mencintai kesenangan dunia? Jawabnya “tentu saja boleh sepanjang
kecintaannya itu tidak menjadikan lupa untuk mengingat Allah dan tidak sampai
mengundang murka Allah.
“Hai
orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang
yang merugi”. (QS. Al-Munafiqun: 9)
Untuk lebih
jelasnya mari kita simak dahulu kisah-kisah di bawah ini,
Yang
pertama: kisah Qarun
Qarun adalah
orang yang hidup di zaman nabi Musa AS di dalam Al-Quran Surat Al Qashas ayat
76 dan 81 bahwasanya Qarun diceritakan orang yang super kaya, hartanya sampai
tak terhitung jumlahn ya. Dikisahkan kunci gudangnya saja dipikul oleh orang
yang berbadan kuat sampai tidak mampu. Anda bisa membayangkan berapa jumlah
gudangnya dan berapa banyak pula jumlah harta yang ada di dalamnya.
Tetapi
sayang Qarun tergolong orang yang sombong, ia tidak mengakui bahwa semua itu
pemberian Allah, bahkan Qarun mengklaim bahwa semua harta kekayaan yang
didapatnya itu karena hasil kerja keras dan ketinggian ilmunya.
Apa
akhirnya?? Qarun yang sombong dan ingkar kepada Allah dan Rasulnya itu di azab
oleh Allah. Rumah dan seluruh harta kekayaannya dibenamkan ke dalam bumi,
sedang tiada satu golonganpun yang dapat menolongnya. Subhanallah..,, Nah, itu
contoh yang pertama.
Contoh yang
kedua adalah: Firaun
Tokoh yang
satu ini sudah tidak asing lagi bagi pendengaran kita, Firaun juga hidup di
zamannya nabi Musa AS. Selain gila harta, Firaun juga gila kekuasaan. Ia sangat
zalim terhadap rakyatnya. Dengan kesombongannya Firaun menyatakan dirinya sebagai
Tuhan dan seluruh rakyatnya disuruh mengakui dan menyembahnya. Ia tidak
mengakui adanya Allah dan juga menentang Rasul_Nya. Dan apa akhirnya? Firaun
juga diazab sebagaimana Qarun. Di dalam Al Quran surat Albaqarah ayat 50
disebutkan,
“Dan
ingatlah ketika Kami belah laut untukmu lalu kami selamatkan kamu dan kami
tenggelamkan Firaun beserta pengikut-pengikutnya sedang kamu menyaksikan”
(QS.2:50). Nah..., dalam sejarah Firaun tenggelam di laut Merah.
Sekarang
kita simak contoh yang ke 3: Tsa’labah
Tsa’labah
adalah orang yang hidup di masa Rasulullah SAW, ia sangat miskin. Saking
miskinnya sampai-sampai sarungnya saja dipakai bergantian dengan istrinya jika
hendak shalat.
Pada suatu
hari istrinya merengek kepada Tsa’labah agar mohon kepada Rasulullah untuk
didoakan menjadi orang kaya. Permohonan Tsa’labahpun diluluskan, doa nabipun
dikabulkan, dan benarlah Tsa’labah menjadi kaya raya karena ternak kambingnya.
Pada awal-awalnya tidak ada masalah bagi Tsa’labah, tetapi lama-lama ada yang tidak
beres bagi Tsa’labah. Dari hari ke hari, ia tidak bertambah taat atas
kekayaannya, akan tetapi justru semakin hari makin mulai melalaikan perintah
Allah bahkan sudah berani meninggalkan shalat dikarenakan sibuk mengurusi
ternaknya.
Lebih parah
lagi ketika Tsa’labah disuruh mengeluarkan zakat terhadap ternaknya. Tsa’labah
menolak dengan alasan ini semua didapat dari jerih payahnya, akhirnya
Rasulullah marah kemudian Tsa’labah didoakan agar celaka.
Doa
Rasulullah dikabulkan selanjutnya Allah mengazab Tsa’labah dengan mencabut
nikmat yang diberikannya. Kambingnya yang beratus-ratus itu, satu demi satu
mati. Ada yang matinya karena sakit, jatuh ke jurang, dimakan binatang buas dan
lain sebagainya. Singkat cerita kambing-kambing Tsa’labah habis sama sekali dan
Tsa’labah jatuh miskin kembali. Beruntungah ia masih diberi hidayah, Tsa’labah
kemudian bertaubat. Ia sudah ikhlas menerima takdir dan ia bersama istrinya
ikhlas menikmati ibadah dengan kemiskinannya.
Para
pendengar yang dirahmati Allah dimana saja berada,
Memperhatikan
kisan-kisah diatas, jelaslah sudah bahwa cinta dunia yang berlebihan akan
menjadikan orang lupa daratan dan akan mengundang murka Allah. Oleh karena itu,
agar kita sekalian tidak termasuk orang yang tersebut dalam kisah-kisah diatas
marilah kita berperspektif atau pola pandang tentang mencintai kesenangan dunia
ini menurut ajaran islam yang benar.
Sebenarnya
Allah telah mengajarkan kepada kita lewat firman-firman-Nya bahwa: jikalaupun
Allah memberikan hal-hal yang berhubungan dengan masalah duniawi kepda kita
seperti kekayaan, pangkat dan keturunan, itus emua hakikatnya hanyalah
merupakan kemikmatan hidup di dunia yang hanya bersifat sementara saja, sedang
kenikmatan yang sebenarnya adalah kenikmatan yang ada di akhirat, kenikmaan
yang lebih baik dan yang kekal selamanya, sebagaimana yang difirmankan Allah:
“Dan apa saja yang
diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan
perhiasannya sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal.
Maka apakah kamu tidak memahaminya?”. (QS.28:60)
Atau di ayat lain, Allah telah membuat
perbandingan antara kenikmatan dunia dan kenikmatan Akhirat.
“.... apakah kamu puas dengan kehidupan
di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat padahal kenikmatan di dunia ini
dibandingkan dengan kenikmatan di akhirat hanyalah kecil sekali”.(QS.
At-Taubah:38)
Nah.., anda bisa membuat gambaran berapa
lama kira-kira anda menikmati kesenangan di dunia ini? Yaa.... paling banter
100 tahun lah, itupun kalau umur anda sampai, kalau tidak ya paling-paling
60-70 tahun idealnya. Padahal kesenangan di akhirat yang namanya syurga itu
kekal selama-lamanya.
Dari dua ayat diatas cukuplah kita
membuat pola pandang bahwa kesenangan hidup di dunia itu memang hanyalah
bersifat sementara dan Allah mempunyai tempat kembali di akhirat yang lebih
baik dan kekal selama-lamanya, itulah syurga.
Sekarang bagaimana kita harus bersikap?
Para pendengar yang dirahmati Allah
dimana saja berada,
Agar kita terhindar dan terbebas dari
bahaya cinta dunia atau hubbud dunya, paling sedikit ada 3 hal yang harus kita
perhatikan,
Pertama, kita yakini seyakin-yakinnya
bahwa kehidupan di akhirat lebih baik dari kehidupan di dunia yang hanya
sementara,
Maka dari itu setiap kita mencari
hal-hal yang bersifat duniawi selalu berorientasi kepada akhirat, artinya apa?
Jangan sampai kecintaan kita terhadap dunia ini menjadikan lupa mengingat Allah
dan jangan sampai melalaikan kewajiban-kewajiban-Nya, agar kita tidak merugi
nantinya. Dan pula kita niati bahwa semua itu untuk sarana beribadah kepada
Allah SWT.
Dan jika hal itu kia lakukan insya’allah
Allah akan memberikan kedua-duanya. Kebahagiaan akhirat sekaligus kebahagiaan
Dunia. Firman Allah QS. Asy-Syuraa: 20
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan
akhirat akan kami tambahkan keuntungan itu baginya (dunia) dan barang siapa
menghendaki keuntungan di dunia saja kami berikan kepadanya sebagian keuntungan
dari dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaanpun di akhirat”. (QS. 42: 20)
Kedua,
Jangan sampai kita beranggapan seperti
anggapannya orang kafir bahwa kesenangan di dunia itu adalah segala-galanya.
Perhatikan pernyataan imam besar Hasan Al Basri
“Barang siapa suka kepada dunia
dan memilihnya daripada akhirat maka Allah memberikan akibat kepadanya 6 macam
akibat 3 didunia dan 3 di akhirat. Adapun 3 akibat di dunia adalah: angan-angan
yang tidak kunjung habisnya, serakah yang tak kunjung puasnya, dan dicabut
daripadanya kemanisan ibadah. Adapun 3 akibat di akhirat adalah menemui
kebingungan pada hari kiamat, menerima hisab atau pembalasan yang sangat pedih
serta merasakan penyesalan yang sangat dalam”. (Hasan Al Basri)
Yang ketiga,
Kita harus selalu ingat akan kematian.
Dengan ingat mati, insya’allah kita akan selalu terkendali di dalam mencari
kesenangan dunia.
Apa artinnya bersusah payah mencari
kesenangan dunia jika maut selalu mengincar kita? Dan pula kita yakin bahwa di
hri kiamat nanti sudah tidak berguna lagi harta dan anak yang kita miliki,
Akhirnya semoga kita mampu
mengaplikasikan 3 hal tersebut dalam keseharian kita agar lebih berorientasi
kepada akhirat sehingga kita terlepas dari jebakan hubbud dunya yang
mencelakakan kita.
Wallahu a'lam ^_^