SUGENG RAWUH

Rabu, 20 November 2013

BAHAYA CINTA DUNIA



Cinta dunia yang dalam istilah agama disebut hubbud dunya ini memang merupakan salah satu penyakit hati yang harus diwaspadai oleh semua orang yang beriman karena penyakit ini bisa mengundang kemurkaan Allah dan bisa mengundang kehancuran. Penyakit inilah yang sering dirisaukan oleh Rasulullah SAW terhadap umatnya di akhir zaman.
Ada satu pertanyaan memangnya islam melarang dan tidak membolehkan umatnya untuk mencari dan mencintai kesenangan dunia? Jawabnya “tentu saja boleh sepanjang kecintaannya itu tidak menjadikan lupa untuk mengingat Allah dan tidak sampai mengundang murka Allah.

 “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al-Munafiqun: 9)

Untuk lebih jelasnya mari kita simak dahulu kisah-kisah di bawah ini,
Yang pertama: kisah Qarun
Qarun adalah orang yang hidup di zaman nabi Musa AS di dalam Al-Quran Surat Al Qashas ayat 76 dan 81 bahwasanya Qarun diceritakan orang yang super kaya, hartanya sampai tak terhitung jumlahn ya. Dikisahkan kunci gudangnya saja dipikul oleh orang yang berbadan kuat sampai tidak mampu. Anda bisa membayangkan berapa jumlah gudangnya dan berapa banyak pula jumlah harta yang ada di dalamnya.
Tetapi sayang Qarun tergolong orang yang sombong, ia tidak mengakui bahwa semua itu pemberian Allah, bahkan Qarun mengklaim bahwa semua harta kekayaan yang didapatnya itu karena hasil kerja keras dan ketinggian ilmunya.
Apa akhirnya?? Qarun yang sombong dan ingkar kepada Allah dan Rasulnya itu di azab oleh Allah. Rumah dan seluruh harta kekayaannya dibenamkan ke dalam bumi, sedang tiada satu golonganpun yang dapat menolongnya. Subhanallah..,, Nah, itu contoh yang pertama.

Contoh yang kedua adalah: Firaun
Tokoh yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi pendengaran kita, Firaun juga hidup di zamannya nabi Musa AS. Selain gila harta, Firaun juga gila kekuasaan. Ia sangat zalim terhadap rakyatnya. Dengan kesombongannya Firaun menyatakan dirinya sebagai Tuhan dan seluruh rakyatnya disuruh mengakui dan menyembahnya. Ia tidak mengakui adanya Allah dan juga menentang Rasul_Nya. Dan apa akhirnya? Firaun juga diazab sebagaimana Qarun. Di dalam Al Quran surat Albaqarah ayat 50 disebutkan,
 
Dan ingatlah ketika Kami belah laut untukmu lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan Firaun beserta pengikut-pengikutnya sedang kamu menyaksikan” (QS.2:50). Nah..., dalam sejarah Firaun tenggelam di laut Merah.

Sekarang kita simak contoh yang ke 3: Tsa’labah
Tsa’labah adalah orang yang hidup di masa Rasulullah SAW, ia sangat miskin. Saking miskinnya sampai-sampai sarungnya saja dipakai bergantian dengan istrinya jika hendak shalat.
Pada suatu hari istrinya merengek kepada Tsa’labah agar mohon kepada Rasulullah untuk didoakan menjadi orang kaya. Permohonan Tsa’labahpun diluluskan, doa nabipun dikabulkan, dan benarlah Tsa’labah menjadi kaya raya karena ternak kambingnya. Pada awal-awalnya tidak ada masalah bagi Tsa’labah, tetapi lama-lama ada yang tidak beres bagi Tsa’labah. Dari hari ke hari, ia tidak bertambah taat atas kekayaannya, akan tetapi justru semakin hari makin mulai melalaikan perintah Allah bahkan sudah berani meninggalkan shalat dikarenakan sibuk mengurusi ternaknya.
Lebih parah lagi ketika Tsa’labah disuruh mengeluarkan zakat terhadap ternaknya. Tsa’labah menolak dengan alasan ini semua didapat dari jerih payahnya, akhirnya Rasulullah marah kemudian Tsa’labah didoakan agar celaka.
Doa Rasulullah dikabulkan selanjutnya Allah mengazab Tsa’labah dengan mencabut nikmat yang diberikannya. Kambingnya yang beratus-ratus itu, satu demi satu mati. Ada yang matinya karena sakit, jatuh ke jurang, dimakan binatang buas dan lain sebagainya. Singkat cerita kambing-kambing Tsa’labah habis sama sekali dan Tsa’labah jatuh miskin kembali. Beruntungah ia masih diberi hidayah, Tsa’labah kemudian bertaubat. Ia sudah ikhlas menerima takdir dan ia bersama istrinya ikhlas menikmati ibadah dengan kemiskinannya.

Para pendengar yang dirahmati Allah dimana saja berada,
Memperhatikan kisan-kisah diatas, jelaslah sudah bahwa cinta dunia yang berlebihan akan menjadikan orang lupa daratan dan akan mengundang murka Allah. Oleh karena itu, agar kita sekalian tidak termasuk orang yang tersebut dalam kisah-kisah diatas marilah kita berperspektif atau pola pandang tentang mencintai kesenangan dunia ini menurut ajaran islam yang benar.

Sebenarnya Allah telah mengajarkan kepada kita lewat firman-firman-Nya bahwa: jikalaupun Allah memberikan hal-hal yang berhubungan dengan masalah duniawi kepda kita seperti kekayaan, pangkat dan keturunan, itus emua hakikatnya hanyalah merupakan kemikmatan hidup di dunia yang hanya bersifat sementara saja, sedang kenikmatan yang sebenarnya adalah kenikmatan yang ada di akhirat, kenikmaan yang lebih baik dan yang kekal selamanya, sebagaimana yang difirmankan Allah:
 “Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?”. (QS.28:60)

Atau di ayat lain, Allah telah membuat perbandingan antara kenikmatan dunia dan kenikmatan Akhirat.

 “.... apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat padahal kenikmatan di dunia ini dibandingkan dengan kenikmatan di akhirat hanyalah kecil sekali”.(QS. At-Taubah:38)

Nah.., anda bisa membuat gambaran berapa lama kira-kira anda menikmati kesenangan di dunia ini? Yaa.... paling banter 100 tahun lah, itupun kalau umur anda sampai, kalau tidak ya paling-paling 60-70 tahun idealnya. Padahal kesenangan di akhirat yang namanya syurga itu kekal selama-lamanya.

Dari dua ayat diatas cukuplah kita membuat pola pandang bahwa kesenangan hidup di dunia itu memang hanyalah bersifat sementara dan Allah mempunyai tempat kembali di akhirat yang lebih baik dan kekal selama-lamanya, itulah syurga.
 
Sekarang bagaimana kita harus bersikap?
Para pendengar yang dirahmati Allah dimana saja berada,
Agar kita terhindar dan terbebas dari bahaya cinta dunia atau hubbud dunya, paling sedikit ada 3 hal yang harus kita perhatikan,
Pertama, kita yakini seyakin-yakinnya bahwa kehidupan di akhirat lebih baik dari kehidupan di dunia yang hanya sementara,

 Maka dari itu setiap kita mencari hal-hal yang bersifat duniawi selalu berorientasi kepada akhirat, artinya apa? Jangan sampai kecintaan kita terhadap dunia ini menjadikan lupa mengingat Allah dan jangan sampai melalaikan kewajiban-kewajiban-Nya, agar kita tidak merugi nantinya. Dan pula kita niati bahwa semua itu untuk sarana beribadah kepada Allah SWT.
Dan jika hal itu kia lakukan insya’allah Allah akan memberikan kedua-duanya. Kebahagiaan akhirat sekaligus kebahagiaan Dunia. Firman Allah QS. Asy-Syuraa: 20

“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat akan kami tambahkan keuntungan itu baginya (dunia) dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia saja kami berikan kepadanya sebagian keuntungan dari dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaanpun di akhirat”. (QS. 42: 20)

Kedua,
Jangan sampai kita beranggapan seperti anggapannya orang kafir bahwa kesenangan di dunia itu adalah segala-galanya. Perhatikan pernyataan imam besar Hasan Al Basri
 
“Barang siapa suka kepada dunia dan memilihnya daripada akhirat maka Allah memberikan akibat kepadanya 6 macam akibat 3 didunia dan 3 di akhirat. Adapun 3 akibat di dunia adalah: angan-angan yang tidak kunjung habisnya, serakah yang tak kunjung puasnya, dan dicabut daripadanya kemanisan ibadah. Adapun 3 akibat di akhirat adalah menemui kebingungan pada hari kiamat, menerima hisab atau pembalasan yang sangat pedih serta merasakan penyesalan yang sangat dalam”. (Hasan Al Basri)

Yang ketiga,
Kita harus selalu ingat akan kematian. Dengan ingat mati, insya’allah kita akan selalu terkendali di dalam mencari kesenangan dunia.

Apa artinnya bersusah payah mencari kesenangan dunia jika maut selalu mengincar kita? Dan pula kita yakin bahwa di hri kiamat nanti sudah tidak berguna lagi harta dan anak yang kita miliki,

Akhirnya semoga kita mampu mengaplikasikan 3 hal tersebut dalam keseharian kita agar lebih berorientasi kepada akhirat sehingga kita terlepas dari jebakan hubbud dunya yang mencelakakan kita.
Wallahu a'lam ^_^